BAB 5 : PENGLIHATAN






Pengkodean Visual
  • Prinsip-prinsip Umum Persepsi


Kita dapat melihat sebuah objek ketika ia memancarkan atau memantulkan cahaya yang merangsang reseptor yang mengirimkan informasi ke otak. filsuf abad ke 17 René Descartes percaya bahwa saraf dari mata akan mengirim otak suatu pola impuls yang disusun seperti gambar objek yang dirasakan. otak kita mengkodekan informasi dengan cara yang tidak menyerupai apa yang kita lihat. Otak kita menyimpan representasi segitiga dalam hal aktivitas yang berubah di banyak neuron, dan jika kita memeriksa neuron-neuron itu, kita tidak melihat apa pun yang tampak seperti segitiga.
Salah satu aspek pengkodean adalah neuron mana yang aktif. Impuls pada neuron tertentu mengindikasikan cahaya, sedangkan impuls pada yang lain mengindikasikan suara, sentuhan, atau sensasi lainnya. Pada tahun 1838, Johannes Müller menggambarkan wawasan ini sebagai hukum energi saraf tertentu. Müller berpendapat bahwa apa pun yang merangsang saraf tertentu membentuk jenis energi khusus yang unik untuk saraf itu. Dalam istilah modern, otak entah bagaimana menafsirkan potensi aksi dari saraf pendengaran sebagai suara, orang-orang dari saraf pencium sebagai bau, dan sebagainya.
  •  Mata dan koneksinya ke otak

Cahaya masuk kedalam mata melewati pupil. Lalu difokuskan oleh lensa dan kornea dan setelah itu direfleksikan ke retina (permukaan belakang yang dilapisi oleh reseptor visual).Cahaya dari sisi kiri dunia menyerang bagian kanan retina, dan sebaliknya. Cahaya dari atas menyerang bagian bawah retina, dan cahaya dari bawah menyerang bagian atas.










             
                                                                                    Source:
                                           http://www.braito.co.id/begini-tahapan-mata-bekerja/

  •  Rute pada retina


 Retina pada vetebrata, pesan yang masuk dikirimkan dari reseptor dibelakang mata ke sel bipolar yang letaknya lebih dekat ke pusat mata. Sel bipolar mengirim pesannya ke sel ganglion (letaknya masih didekat pusat mata). Lalu bersama dengan akson sel ganglion mengirimkan pesannya ke otak. Sel-sel lain yang disebut sel amacrine mendapatkan informasi dan menyalurkannya dari sel bipolar ke bipolar lainnya,  sel amacrine, dan sel ganglion. Didalam retina terdapat lebih banyak sel ganglion daripada sel bipolar.



                                       
                                                                                 Source :

    Salah satu konsekuensi dari anatomi ini adalah bahwa cahaya melewati ganglion, amacrine, dan sel bipolar dalam perjalanan menuju reseptor. Namun, sel-sel ini transparan, dan cahaya menilai melalui mereka tanpa distorsi. Konsekuensi yang lebih penting adalah blind spot. Akson sel ganglion bergabung untuk membentuk saraf optik yang keluar melalui bagian belakang mata. Titik di mana ia meninggalkan (juga tempat pembuluh darah pergi dan pergi) adalah titik buta karena tidak memiliki reseptor.




           



  • Fovea dan Pinggiran Retina
Fovea (yang berarti “lubang”) merupakan area kecil yang dikhususkan untuk penglihatan yang rinci dan akut. Hal ini terjaid karena pembuluh darah dan akson sel ganglion hampir tidak ada di dekat fovea, memiliki penglihatan yang hampir tanpa hambatan. Pengemasan ketat dari reseptor juga membantu persepsi detail.

Jurnal:





                           
                                                                     Source:
                      http://mammothmemory.net/biology/organs-and-systems/the-eye/fovea.html

           Masing-masing reseptor di dalam povea terhubung ke sel bipolar tunggal, yang pada gilirannya terhubung ke sel ganglion yang bergolak, dengan akson ke otak. Sel ganglion didalam fovea pada manusia dan primata lainnya disebut midget ganglion cells (sel ganglion cebol) karena maring-masing berukuran kecil dan hanya merespon pada satu kerucut. Sehingga setiap kerucut yang ada di fovea memiliki rute langsung ke otak dikarenakan sel-sel gang lion cebol memberikan 70 persen dari input ke otak, penglihatan kita didominasi oleh apa yang kita lihat di fovea (Nassi dan Callaway, 2009).


Semakin banyak reseptor  yang berkumpul ke sel bipolar dan ganglion, mengakibatkan otak tidak dapat mendeteksi lokasi yang tepat atau bentuk sumber cahaya perifer (Rossi dan Rooda, 2010). Penglihatan foveal memiliki ketajaman yang lebih baik (sensitivitas terhadap hal detail), dan penglihatan tepi memiliki sensitivitas yang lebih baik terhadap cahaya redup.

Jurnal:https://www.cambridge.org/core/services/aop-cambridge-core/content/view/847DEF3D90D1898E9C4CB6BB9899ADD0/S0952523817000013a.pdf/retina_visual_cycle_is_driven_by_cis_retinol_oxidation_in_the_outer_segments_of_cones.pdf
  •    Reseptor visual : batang dan kerucut

Vetebrata retina memiliki dua jenis yaitu, batang dan kerucut , batang yang melipah dipinggir retina, merespon cahaya redup namun tidak dengan cahaya matahari karena menyilaukan. Kerucut melimpah di dalam dan sekitar fovea, sedikit pasif di cahaya redup, berguna saat pada cahaya terang dan objek warna.Meskipun batang melebihi jumlah kerucut sekitar 20 hingga 1 di retina manusia, kerucut menyediakan sekitar 90% dari input otak (Masland, 2001). Ingat sel ganglion cebol: Dalam fovea (semua kerucut), masing-masing reseptor memiliki jalurnya sendiri ke otak. Di pinggiran (kebanyakan batang), masing-masing reseptor berbagi garis dengan puluhan atau ratusan lainnya. Secara keseluruhan, 120 juta batang dan 6 juta kerucut bertemu menjadi 1 juta akson di saraf optik, rata-rata. Rasio batang 20: 1 terhadap kerucut mungkin terdengar tinggi, tetapi rasionya jauh lebih tinggi pada spesies yang aktif di malam hari. Selatan Oilbirds Amerika, yang hidup di gua dan muncul hanya pada malam hari, miliki tentang 15.000 batang per kerucut. Sebagai adaptasi lebih lanjut untuk mendeteksi cahaya redup, batang merekadikemas tiga jauh di dalam retina (G. Martin, Rojas, Ramírez, & McNeil, 2004). Kedua batang dan kerucut mengandung fotopigmen, bahan kimia yang melepaskan energi saat disambar cahaya. Fotopigmen terdiri dari 11-cis-retinal (turunan dari vitamin A) terikat dengan protein yan      g disebut opsins, yang memodifikasi photopigment ‘sensitivitas terhadap panjang gelombang yang berbeda cahaya. Light mengkonversi 11-cis-retinal menjadi all-trans-retinal, sehingga melepaskan energi yang mengaktifkan utusan kedua di dalamsel (Q. Wang, Schoenlein, Peteanu,Mathies, & Shank, 1994). (Cahaya itu diserap dalam proses ini. Itu tidak berlanjutuntuk memantul di sekitar mata.)
  • Pengelihatan Warna


Dalam sistem visual manusia, panjang gelombang terlihat terpendek, sekitar 350 nm (1 nm nanometer, atau 10 – 9 m), adalah dianggap sebagai ungu; panjang gelombang yang semakin lama dianggap biru, hijau, kuning, oranye, dan merah, mendekati 700 nm (Gambar 6.7). Panjang gelombang “kasat mata” bergantung pada reseptor suatu spesies. Sebagai contoh, banyak spesies burung, ikan, dan serangga melihat panjang gelombang ultraviolet yang tidak kita miliki (Stevens & Cuthill, 2007). Pada beberapa spesies burung, jantan dan betina mirip dengan tous, tetapi berbeda dengan burung, karena mereka memantulkan lebih banyak sinar ultraviolet.
Ø  The Opponent-Process Theory (Teori Proses Lawan)
Ewald Hering adalah seorang psikolog di abad 19 yang mengusulkan opponent-process theory: kami melihat warna yang berlawanan (Hurvich&Jameson, 1957). Otak memiliki mekanisme untuk melihat warna pada kontinum dari merah-hijau, kuning-biru, putih-hitam. Setelah seseorang menatap satu warna pada satu lokasi dalam waktu yang lama, mata akan kelelahan merespons dan cenderung berbalik ke arah lawan.

Penjelasan dari proses ini berkenaan hubungan dengan retina. Contohnya, di sel bipolar yang menerima rangsangan dari pendek panjang gelombang cone dan halangan dari panjang panjang gelombang dan panjang gelombang sedang cone. Itu meningkatkan aktivitas yang merespons cahaya ke panjang gelombang pendek (biru) dan mengurangi cahaya untuk merespons cahaya kekuning-kuningan. Setelah berlangsung lama pencahayaan biru, sel yang kelelahan berkurang merespons. Karena respon yang rendah oleh sel itu biasanya berarti kuning, kamu menerima kuning.



                               
                             https://www.slideserve.com/haamid/motivation-emotion


Ø  The Retinex Theory (Teori Retinex)

The trichromatic theory dan the opponent-process theory tidak gampang dijelaskan konstansi warna, kemampuan mengenali warna-warna walaupun pencahayaan berubah (Kennard. Lawden, Morland, & Ruddock, 1995; Zeki, 1980, 1983). Jika, kamu memakai kacamata berwarna hijau atau mengganti bola lampu berwarna putih menjadi hijau, kami masih bisa mengidentifikasi pisang berwana kuning, kertas berwarna putih, dan lainnya. Otak manusia membandingkan warna dari satu objek dengan warna lainnya.


Ø  Defisiensi Penglihatan Warna
Salah satu penemuan psikologi adalah buta warna, atau yang baik disebut defisiensi penglihatan warna (benar-benar buta warna, hanya hitam dan putih). Sekarang kita mengetahui bahwa semua orang melihat warna yang lebih baik daripada yang lainnya, tapi saat tahun 1600-an orang-orang berasumsi bahwa semua orang melihat sesuatu yang sama, apa yang kita lihat adalah apa objek sebenarnya (Fletcher&Voke, 1985). Lalu para peneliti memperlihatkan bahwa beberapa orang memiliki penglihatan yang memuaskan tanpa melihat semua warna yang orang lain lakukan. Yaitu, warna yang berada di otak.
Hasil defisiensi warna saat seseorang dengan gen tertentu gagal untuk mengembangkan satu jenis cone atau kerucut, atau mengembangkan tipe abnormal pada kerucut (Nathans et al., 1989). Dalam defisiensi warna merah-hijau, warna yang paling umum, orang memiliki masalah membedakan merah ke hijau karena kerucut panjang gelombang yang panjang dan sedang memiliki fotopigmen yang sama.









Bagaimana Cara Kerja Informasi Visual

  •     Gambaran Umum Sistem Visual Mamalia

Mari kita mulai dengan garis besar umum anatomi sistem visual mamalia. Batang dan kerucut retina membuat sinapsis dengan sel horizontal dan sel bipolar. Sel-sel horizontal membuat kontak penghambatan ke sel-sel bipolar, yang pada gilirannya membuat sinapsis ke sel-sel amacrine dan sel-sel ganglion. Semua sel-sel ini berada dalam eveball. Akson sel ganglion membentuk saraf optik yang meninggalkan retina dan bergerak di sepanjang permukaan otak yang lebih rendah. Saraf optik dari kedua mata bertemu di chiasm optic. di mana, pada manusia, setengah dari akson dari setiap mata bersilangan ke sisi berlawanan dari otak. Informasi dari setengah hidung dari masing-masing mata (sisi yang lebih dekat ke hidung) melintasi ke belahan kontralateral. Informasi dari setengah temporal (sisi menuju korteks temporal) menuju ke belahan ipsilatera
Persentase crossover bervariasi dari satu spesies ke spesies lain tergantung pada lokasi mata. Pada spesies dengan mata jauh ke sisi kepala, seperti kelinci dan kelinci percobaan, hampir semua akson menyeberang ke sisi yang berlawanan. akson sel ganglion pergi ke nukleus geniculate lateral, bagian dari thalamus. Sejumlah kecil akson pergi ke superior colliculus dan area lainnya, termasuk bagian dari hipotalamus yang mengontrol jadwal orang yang bangun tidur
  • Memproses dalam Retina

Penghambatan lateral adalah cara retina untuk mempertajam kontras untuk menekankan batas objek. Anggaplah 15 orang berdiri dalam barisan. Pada awalnya, masing-masing memegang satu kue. Sekarang seseorang menyerahkan 5 kue tambahan kepada 5 orang di tengah baris, tetapi masing-masing dari 5 orang tersebut harus membuang salah satu kue miliknya, dan membuang satu kue yang dipegang oleh masing-masing pihak. Anggap saja bahwa anda ingin mendapatkan kue sebanyak mungkin, di mana tempat terbaik untuk mendapatkan kue tersebut? Anda tidak ingin berada di tengah-tengah grup yang menerima kue, karena setelah mendapatkan 5 Anda harus membuang salah satu dari anda sendiri dan kehilangan satu untuk masing-masing tetangga anda (total kerugian 3). Tetapi jika Anda adalah orang pertama atau terakhir yang menerima kue, anda akan membuang satu dan kehilangan satu untuk hanya satu tetangga (total kehilangan 2). Tempat terburuk adalah tepat sebelum atau setelah grup menerima cookie. Anda tidak akan menerima, dan kehilangan yang sudah Anda miliki. Hasilnya adalah kontras yang tajam di perbatasan antara mereka yang menerima kue dan yang tidak.

Analogi tersebut menggambarkan sesuatu yang terjadi di retina. Reseptor mengirim pesan untuk merangsang sel-sel bipolar terdekat (seperti memberi mereka kue) dan juga mengirim pesan untuk sedikit menghambat mereka dan tetangga di sisi mereka (seperti mengurangi kue). Hasil akhirnya adalah mempertinggi kontras antara area yang diterangi dan sekitarnya yang lebih gelap. Sebenarnya, cahaya menusuk batang dan kerucut yang dihasilkan secara spontan. Namun, mereka memiliki sinapsis penghambatan ke sel-sel bipolar, dan oleh karena itu, cahaya pada batang atau kerucut mengurangi output penghambatan mereka.
  • Pemprosesan Lebih Lanjut
Setiap sel dalam sistem visual otak memiliki bidang reseptif, area dalam ruang visual yang menggairahkan atau menghambatnya. Bidang reseptif dari batang atau kerucut hanyalah titik di ruang dari mana cahaya menyerang sel. Sel-sel visual lain memperoleh bidang reseptif mereka dari koneksi yang mereka terima.

Misalkan Anda melacak acara di satu blok kota. Sebut saja bidang reseptif anda. Seseorang yang lain melacak acara di blok berikutnya, dan orang lain di blok setelah itu. Sekarang anggaplah bahwa setiap orang yang bertanggung jawab atas blok di jalan anda melapor kepada penyelia. Bidang penerimaan pengawas itu adalah seluruh jalan, karena itu mencakup laporan dari setiap blok di jalan. Pengawas untuk beberapa jalan melapor kepada manajer lingkungan, yang bidang reseptifnya adalah seluruh lingkungan. Manajer lingkungan melapor kepada bupati, dan seterusnya. Gagasan yang sama berlaku untuk visi dan sensasi lainnya. Batang atau kerucut memiliki bidang reseptif kecil di ruang yang sensitif. Beberapa batang atau kerucut terhubung ke sel bipolar, dengan bidang reseptif yang merupakan jumlah dari sel-sel yang terhubung dengannya (termasuk koneksi rangsang dan penghambatan) Beberapa sel bipolar melaporkan ke sel ganglion, yang karenanya memiliki reseptif yang masih lebih besar bidang. Bidang reseptif dari beberapa sel ganglion bertemu untuk membentuk bidang reseptif pada tingkat berikutnya, dan seterusnya.
  •    Cortex Visual Utama

            Informasi dari inti geniculate lateral thalamus pergi ke korteks visual primer di korteks oksipital, juga dikenal sebagai daerah V1 atau korteks striate karena penampilannya yang belang. Jika Anda memejamkan mata dan membayangkan melihat sesuatu, aktivitas meningkat di area V1 dalam pola yang mirip dengan apa yang terjadi ketika Anda benar-benar melihat objek itu (Kosslyn & Thompson, 2003; Stokes, Thompson, Cusack, & Duncan, 2009). Jika Anda melihat ilusi, aktivitas di area V1 sesuai dengan apa yang Anda pikir Anda lihat, bukan objek yang sebenarnya (Sperandie, Chouinard, & Goodale, 2012). Meskipun kita tidak tahu apakah persepsi visual sadar terjadi di area V1, area V1 tampaknya diperlukan untuk itu. Orang dengan kerusakan pada area V1 melaporkan kerusakan pada area V1 melaporkan tidak ada penglihatan sadar, tidak ada citra visual, dan tidak ada gambar visual dalam mimpi mereka (Hurovitz, Dunn, Domhoff, & Fiss, 1999. Sebaliknya, orang dewasa yang kehilangan penglihatan karena kerusakan mata) terus memiliki citra visual dan mimpi visual.
            Beberapa orang dengan kerusakan pada area V1 menunjukkan fenomena mengejutkan yang disebut blindsight, kemampuan untuk merespons dengan cara terbatas pada informasi visual tanpa mempersepsikannya secara sadar. Di dalam bagian visual bidang yang rusak, mereka tidak memiliki kesadaran input visual, bahkan tidak membedakan antara sinar matahari yang terang dan kegelapan total. Namun demikian, mereka mungkin dapat menunjuk secara akurat ke sesuatu di daerah di mana mereka tidak dapat melihat, atau mengarahkan mata mereka ke arah itu, sambil bersikeras bahwa mereka hanya menebak-nebak (Bridgeman & Staggs, 1982; Weiskrantz, Warrington, Sanders, & Marshall, 1974 ). Beberapa pasien tunanetra dapat meraih objek yang tidak dapat mereka lihat, menghindari rintangan di jalan (Striemer, Chapman, & Goodale, 2009). Beberapa dapat mengidentifikasi warna objek, arah gerakan, dan bentuk perkiraan, juga sambil bersikeras bahwa mereka hanya menebak-nebak (Radoeva, Prasad, Brainard, & Aguirre, 2008) Beberapa dapat mengidentifikasi atau menyalin ekspresi emosional dari wajah yang mereka bersikeras mereka tidak melihat (Gonzalez Andino, de Peralta Menendez, Khateb, Landis, & Pegna, 2009; Tamietto et al., 2009).

Ø  Bidang Reseptif Sederhana dan Kompleks
Pada 1950-an, David Hubel dan Torsten Wiesel (1959) memasukkan elektroda tipis untuk merekam aktivitas dari sel-sel pada korteks oksipital kucing dan monyet sementara mereka menyinari pola cahaya pada retina. Pada awalnya, mereka menyajikan titik-titik cahaya, menggunakan slide proyektor dan layar, tetapi mereka menemukan sedikit respons oleh sel-sel kortikal. Mereka bertanya-tanya mengapa sel sangat tidak responsif, ketika mereka tahu korteks oksipital penting untuk penglihatan. Kemudian mereka melihat respons besar ketika mereka memindahkan slide ke tempatnya. Mereka dengan cepat menyadari bahwa sel merespons tepi slide. Itu memiliki bidang reseptif berbentuk bar, daripada bidang reseptif melingkar seperti sel-sel di retina dan geniculate lateral (Hubel & Wiesel, 1998). Penelitian mereka, yang mereka terima Hadiah Nobel, sering disebut “penelitian yang meluncurkan seribu mikroelektroda” karena itu mengilhami begitu banyak penelitian lebih lanjut. Pada saat ini, mungkin telah meluncurkan sejuta mikroelektroda.


Ø  Organisasi Kolom dari Visual Cortex
Sel-sel dengan sifat yang sama dikelompokkan bersama dalam korteks visual dalam kolom yang tegak lurus terhadap permukaan (Hubel & Wiesel, 1977) (lihat Gambar 5.22). Misalnya, sel-sel dalam kolom yang diberikan mungkin merespon hanya mata kiri, hanya mata kanan, atau kedua mata sama rata. Selain itu, sel-sel dalam kolom pemberi respons terbaik terhadap garis-garis orientasi tunggal.
Ø  Apakah Detektor Fitur Sel Cortex Visual?
Mengingat bahwa neuron di daerah V1 merespons kuat terhadap pola berbentuk batang atau tepi, kita dapat menduga bahwa aktivitas sel tersebut (atau setidaknya diperlukan untuk) persepsi batang, garis, atau tepi. Yaitu, sel-sel tersebut mungkin merupakan fitur detektor-neuron yang responsnya menunjukkan adanya fitur tertentu.
Mendukung ide pendeteksi fitur adalah kenyataan bahwa pemaparan yang berkepanjangan terhadap fitur visual yang diberikan menurunkan sensitivitas terhadap fitur tersebut, seolah-olah ia melelahkan detektor yang relevan. Sebagai contoh, jika Anda menatap air terjun selama satu menit atau lebih dan kemudian memalingkan muka, bebatuan dan pohon-pohon di sebelah air terjun tampak mengalir ke atas. Ilusi air terjun ini menunjukkan bahwa Anda telah melelahkan neuron-neuron yang mendeteksi gerakan ke bawah, meninggalkan detektor-detektor yang berlawanan untuk gerakan sebaliknya.
Dahulu, psikolog Gestalt meragukan gagasan bahwa visi kami sepenuhnya bergantung pada fitur pendeteksi, Hasil itu menyiratkan proses “top-down” di mana area otak lain menafsirkan stimulus visual dan mengirim pesan kembali untuk mengatur kembali aktivitas di korteks visual primer. Demikian pula ketika Anda melihat ilusi optik, itu disebabkan oleh umpan balik dari area kortikal lain untuk mengubah respons di korteks visual primer (Wokke, Vandenbroucke, Scholte, & Lamme, 2013) Dengan kata lain, eksitasi fitur detektor tidak cukup untuk menjelaskan semua visi.

  •   Pengembangan Visual Cortex


Dalam mamalia yang baru lahir, banyak sifat normal dari sistem visual berkembang secara normal pada awalnya, sebelum lahir (Lein & Shatz, 2001; Rakic ​​& Lidow, 1995; Shatz, 1996; White, Coppola, & Fitzpatrick, 2001). Gelombang aktivitas spontan menyapu retina yang sedang berkembang, menyinkronkan aktivitas di antara reseptor tetangga dan memungkinkan kombinasi reseptor yang tepat untuk membangun koneksi dengan sel-sel di otak (Ackman, Burbridge, & Crair, 2012; Zhang, Ackman, Xu, & Crair, 2012) . Namun, otak membutuhkan pengalaman visual setelah lahir untuk mempertahankan dan menyempurnakan hubungannya.

Ø  Pengalaman Yang Hilang di Satu Mata
Apa yang akan terjadi jika seekor binatang muda bisa melihat dengan satu mata tetapi tidak dengan yang lain? Untuk kucing dan primata – yang kedua matanya mengarah ke arah yang sama – sebagian besar neuron di korteks visual menerima input binokular (stimulasi dari kedua mata). Ketika anak kucing membuka matanya, sekitar usia 9 hari, masing-masing neuron merespons area di dua retina yang fokus pada titik yang hampir sama di ruang angkasa. Sebagian besar sel di korteks visual merespons kedua mata, meskipun umumnya lebih baik pada satu mata daripada yang lain. Namun, mekanisme bawaan tidak dapat membuat koneksi tepat karena jarak yang tepat antara mata bervariasi dari satu anak kucing ke yang lain, dan jarak berubah seiring bertambahnya usia. Karena itu, pengalaman diperlukan untuk fine-tuning.

jika seorang eksperimen menjahit satu kelopak mata tertutup selama 4 sampai 6 minggu pertama kehidupan anak kucing, sinapsis di korteks visual secara bertahap menjadi tidak responsif terhadap input dari mata yang kekurangan (Rittenhouse, Shouval, Paradiso, & Bear, 1999). Setelah mata yang dirampas dibuka, anak kucing tidak merespons. Masa deprivasi yang serupa pada hewan yang lebih tua melemahkan respons terhadap mata yang kurang, tetapi tidak sekuat pada yang muda (Wiesel, 1982; Wiesel & Hubel, 1963).

Ø  Pengalaman yang Kurang di Kedua Mata
Ketika hanya satu mata terbuka, sinapsis dari mata terbuka menghambat sinapsis dari mata tertutup (Maffei, Nataraj, Nelson, & Turrigiano, 2006). Jika tidak ada mata yang aktif, tidak ada akson yang bersaing. Setidaknya selama 3 minggu, korteks anak kucing tetap responsif terhadap input visual, meskipun sebagian besar sel menjadi responsif terhadap hanya satu mata atau yang lain dan tidak keduanya (Wiesel, 1982). Jika mata tetap tertutup lebih lama, respons kortikal mulai menjadi lamban dan kehilangan bidang reseptif yang jelas (Crair, Gillespie, & Stryker, 1998). Akhirnya, korteks visual mulai merespons rangsangan pendengaran dan sentuhan sebagai gantinya.
Untuk setiap aspek pengalaman visual, peneliti mengidentifikasi periode sensitif, ketika pengalaman memiliki pengaruh yang kuat dan abadi (Crair & Malenka, 1995; T. L Lewis & Maurer, 2005; Tagawa, Kanold, Majdan, & Shatz, 2005). Periode sensitif berakhir dengan timbulnya bahan kimia tertentu yang menstabilkan sinapsis dan menghambat tunas aksonal (Pizzorusso et al., 2002; Syken, GrandPre, Kanold, & Shatz, 2006). Namun, bahkan lama setelah periode sensitif, pengalaman  berkepanjangan, menghasilkan efek yang dapat diukur pada korteks visual (Sato & Stryker, 2008). Plastisitas kortikal adalah yang terbesar di awal kehidupan, tetapi tidak pernah berakhir.



Ø  Persepsi Warna

Meskipun neuron di banyak bagian sistem visual menunjukkan respons terhadap perubahan warna, satu area otak sangat penting, dikenal sebagai area V4 (Hadjikhani, Liu, Dale, Cavanagh, & Tootell, 1998; Zeki, McKeefry, Bartels, & Frackowiak , 1998), meskipun bagian dari V4 memiliki fungsi lain juga (Tanigawa, Lu, & Roe, 2010). Warna yang tampak dari suatu objek tidak hanya bergantung pada cahaya yang dipantulkan dari objek itu, tetapi juga pada bagaimana ia membandingkannya dengan objek-objek di sekitarnya. Respons sel dalam V4 sesuai dengan warna yang tampak atau yang dirasakan dari suatu objek, yang tergantung pada konteks total (Brouwer & Heeger, 2009; Kusunoki, Moutoussis, & Zeki, 2006). Setelah kerusakan pada area V4, orang tidak menjadi buta warna, tetapi mereka kehilangan keteguhan warna. Keteguhan warna adalah kemampuan untuk mengenali sesuatu sebagai warna yang sama meskipun ada perubahan dalam pencahayaan. Jika Anda memasuki ruangan dengan pencahayaan hijau, atau jika Anda mengenakan kacamata hitam merah, Anda tetap akan mengidentifikasi secara akurat warna semua benda di ruangan itu. Otak Anda pada dasarnya akan mengurangi sedikit hijau atau merah dari semua benda untuk membangun warna alami mereka.

Ø  Simulasi Tidak Berhubungan di Kedua Mata
Kebanyakan saraf di cortex pengelihatan manusia merespon kedua mata khususnya,saraf disekitar koresponden area kedua mata. Dengan membandingkan input dari kedua mata, kita mendapatkan presepsi stereoskopik mendalam.

Presepsi stereoskopik mendalam butuh otak untuk mendeteksi perbedaan retina (retinal disparity), yaitu adalah perbedaan apa yang dilihat antara mata kanan dan mata kiri lihat. Merasakan pengelihatan binocural halus (Fine-tunes binocural vision) dan pengelihatan abnormal yang menggangu. Bayangkan seekor anak kucing dengan otot pengelihatan yang lemah bahkan rusak tidak mengarah kearah yangsama. Kedua mata aktif namun saraf kortikal tidak konsisten menerima pesan dari satu yang menyesuaikan dengan pesan dari mata lain. Tiap saraf di korteks pengelihatan menjadi responsive pada satu mata atau satu mata lain , dan beberapa saraf merespon keduanya. Yang berimbas pada kurang nya presepsi yang mendalam.




                                         

                        https://study.com/cimages/multimages/16/retinal_disparity.gif

Fenomena yang mirip terjadi pada manusia, sebagian anak lahir dengan strabismus (atau strabismic amblyopia) dikenal juga sebagai “lazy eye” sebuah kondisi dimana mata tidak mengarah kearah yang sama. Pada umumnya, anak- anak ini fokus hanya dengan satu mata. Salah satu terapi yang bisa dilakukan menutup mata aktif sehingga anak dipaksa untuk fokus dengan satu mata yang tidak aktif. Tapi seringkali anak tidak mau memakai penutup mata atau eye patch selama yang dibutuhkan.











Terapi lain yang bisa dilakukan untuk lazy eye adalah meminta anak untuk bermain game action yang mengharuskan perhatian dari kedua mata. Performa yang baik diharhapkan bisa menambah atensi . Karena hasil yang memuaskan , penelitian yang yang lebih besar diadakan yang mengukur efek dengan perserta acak yang setuju untuk masuk ke pengobatan dan kelompok kontrol.


 Ø  Paparan Dini pada Berbagai Pola Terbatas
Jika seekor kucing menghabiskan masa-masa awal yang sensitif memakai kacamata googles dengan dengan pola horizontal yang digambar pada kacamata, hampir semua korteks pengelihatan menjadi responsif pada garis horizontal. Bahkan setelah beberapa bulan merasakan pengelihatan normal kucing tidak bisa merespon garis vertikal.
Jika bayi terpapar hanya dengan sebagian besar garis vertikal atau horizontal daripada secara secara seimbang. Mereka lebih sensitif ke salah satu garis. Hal itu adalah salah 70 persen mengalami astigmatism, pengelihatan yang kabur ketika melihat garis di satu arah yang disebabkan oleh lengkungkan asimetris pada mata.




                                             https://www.acuvue.ie/sites/acuvue_ie/files/tacoimages/astigmatism_eye_test_image_0.jpg

Gambar diatas adalah sebuah tes yang bisa anda lakukan di Rumah , jika kalian melihat garis yang lebih halus atau gelap, jika gambar ini diputar. Kalau garis berbeda  hanya jika anda melepas lensa korektif, berarti lensa anda telah mengoreksi pengelihatan anda.


 

Ø  Pengelihatan Bayi yang Terganggu dan Konsekuensi Jangka Panjang
Kita tidak tahu apa yang bayi baru lahir lihat. Di sebagian negara bayi yang lahir dengan katarak yang parah harus menunggu sampai berusia 7 tahun. Pada hari-hari pertama anak-anak ini tidak mengenal stimuli visual. Di salah satu penelitian, anak-anak melihat sebuah gambar yang berisi mainan bangunan dan gambar lain berisi dua blok. Tugas nya adalah tidak menujuk blok yang ada didalamnya yang tidak sesuai dengan gambar yang pertama, anak-anak yang melakukan nya dengan baik  mengindikasikan mereka bisa melihat . Namun ketika tugas nya merasakan blok bangunan atau menujuk gambar (salah-satunya). Hasilnya hanya sedikit lebih baik secara kebetulan. Mereka dapat melihat gambar namun tidak mengerti. Seminggu kemudian tanpa pelatihan khusus , mereka melakukan tugas nya jauh lebih baik.
Banyak aspek pengelihatan akan pelan-pelan meningkat seiring waktu, kecuali gerakan presepsi atau preception motion dan presepsi mendalam atau depth preception yang akan tetap terganggu. Dua orang yang menderita katarak sampai pertengahan masa dewasa yang telah menjalani pemulihan tetap merasa kesulitan mengindentifikasi sebuah objek. Orang yang telah hidup dengan pengelihatan yang berawan hampir sepanjang hidup mereka mengatakan bahwa mereka harus berpikir dan menerka apa objek itu.  Contoh nya, ketika melihat objek  mereka mengatakan ada tiga objek, sementara kita dapat menjelaskan secara spesifik satu bola biru dan dua bola kuning masuk ke dalam stik kayu.


Pemprosesan Paralel di Korteks Visual
  •       Jalur Ventral dan Jalur Dorsal


Korteks visual primer (V1) mengirimkan informasi ke korteks visual sekunder (area V2), yang memproses informasi lebih lanjut dan mengirimkannya ke area tambahan. Koneksi di korteks visual bersifat timbal balik. Misalnya, V1 mengirim informasi ke V2, dan V2 mengembalikan informasi ke V1. Dari V2, informasinya cabang di beberapa arah untuk pemprosesan khusus. Peneliti membedakan antara aliran ventral dan Aliran dorsal . Mereka menyebut aliran ventral melalui temporal korteks sedangkan aliran dorsal melalui parietal korteks.






  •       Analisis Detail Bentuk

Dalam Modul 5.2, mereka menemukan sel-sel sederhana dan kompleks korteks visual primer (V1). Seperti informasi visual berjalan dari sel sederhana ke sel kompleks dan kemudian ke area otak lainnya, bidang reseptif menjadi lebih terspesialisasi. banyak sel masih merespons baik untuk garis, tepi, dan kisi-kisi gelombang sinus, tetapi beberapa sel merespons secara selektif ke lingkaran, garis yang bertemu pada sudut kanan, atau pola kompleks lainnya (Hegdé & Van Essen, 2000). Sel di area V2 juga merespons fitur kompleks seperti tekstur (Freeman, Ziemba, Heeger, Simoncelli, & Movshon, 2013). Pada bagian selanjutnya dari sistem visual, sifat reseptif menjadi masih lebih kompleks.


Ø  Korteks Temporal Rendah
Sel-sel di korteks temporal inferior merespons untuk benda yang berarti. Peneliti mengukur respons di korteks temporal inferior monyet untuk beberapa jenis transformasi. Sel yang merespons untuk stimulus tertentu akan merespon hampir sama dengan gambar negatif atau gambar yang tercermin tetapi tidak mirip secara fisik,stimulus di mana “sosok” sekarang tampaknya menjadi bagian dari “background” (Baylis & Driver, 2001). Yaitu, sel di korteks temporal merespons sesuai dengan apa yang dilihat melihat, bukan rangsangan secara fisik. Sel itu menanggapi pemandangan objek tertentu, terus merespons tentang cara yang sama meskipun ada perubahan posisi, ukuran, dan sudut.
Peneliti menggunakan fMRI untuk merekam aktivitas otak manusia untuk melihat gambar banyak objek. Salah satu bagian dari Korteks parahippocampal (di sebelah hippocampus) merespons sangat kuat untuk gambar tempat, Bagian dari gyrus fusiform dari korteks temporal inferior khususnya di belahan kanan merespons lebih kuat ke wajah.




                                                      https://slideplayer.com/slide/6642591/

kerusakan pada jalur bentuk korteks menyebabkan defisit khusus. Ketidakmampuan untuk mengenali benda-benda meskipun sebaliknya disebut agnosia visual (yang berarti “kurangnya pengetahuan visual”). Itu biasanya merupakan hasil dari kerusakan di korteks temporal.

Ø  Mengenali Wajah
Banyak penelitian tentang mekanisme penglihatan otak telah difokuskan tentang bagaimana kita mengenali wajah. Bayi manusia yang  baru lahir  dan datang ke dunia yang cenderung lebih memperhatikan wajah daripada tampilan stasioner lainnya . Kecenderungan itu mendukung gagasan wajah bawaan sebagai modul pengenalan.
Pengenalan wajah tergantung pada beberapa area otak, termasuk bagian dari korteks oksipital inferior yang dikenal sebagai wajah oksipital area, amigdala, dan bagian dari korteks temporal, termasuk gyrus fusiform, terutama di belahan kanan (Rossion, Hanseeuw, & Dricot, 2012)
  •       Persepsi Gerak


Objek yang bergerak sering kali patut mendapat perhatian dengan segera. Sebuah objek yan bergerak mungkin sebuah pasangan, sesuatu yang dapat Anda cari dan makan, atau sesuatu yang ingin memakanmu. Jika kamu ingin merespon, kamu perlu mengidentifikasi objek itu, dimana dia pergi, dan seberapa cepat. Otak di rangkai untuk membuat kalkulasi dan secara efisien.

Ø  Korteks Temporal Tengah
Gambaran sebuah pola pergerakan yang kompleks mengaktifkan area otak di antara keempat lobus di korteks serebral. (Sunaert, Van Hecke, Marchal, & Orban, 1999); Vanduffel et al., 2001). Dua area biasanya penting untuk persepsi gerak dimana area MT (untuk temporal tengah korteks),juga dikenal sebagai area V5, sebuah area yang berdekatan, area MST (korteks temporal superior medial). Area MT dan MST menerima kebanyakan input dari jalur magnoseluler (Nassi & Callaway, 2006), dimana mendeteksi seluruh pola-pola. Termasuk pergerakan yang lebih dari area yang luas dari bidang visual.  Kebanyakan sel-sel dari area MT memberikan respon secara selektif di saat sesuatu bergerak pada kecepatan tertentu di tujuan yang tertentu (Schalak, Krekelberg, & Albright, 2007), dan mereka merespon ke gerak di seluruh tiga dimensi (Rokers, Cormack, & Huk, 2009). Area MT juga merespon ke foto-foto yang menyiratkan pergerakan, barangkali seperti foto orang yang sedang berlari (Kurtzi & Kanwisher, 2000).

Pada waktu dimana kamu menggerakkan kepalamu atau matamu dari kiri ke kanan, apapun di bidang visualmu bergerak melintasi retina kamu seperti jika yang berpindah dari kiri kekanan itu adalah bumi itu sendiri. (silahkan mencobanya sendiri). Namun dunia tampak tidak bergerak, karena tidak ada yang bergerak secara relatif terhadap hal lain.

Ø  Kebutaan Gerak
Mengingat bahwa area mt dan mst merespon kuat terhadap objek yang bergerak, dan hanya untuk memindahkan objek-objek, Apa yang akan terjadi setelah kerusakan di area ini? Hasilnya adalah kebutaan gerak, kemampuan untuk melihat objek-objek tetapi terjadi pelemahan pada melihat bagaimana mereka bergerak, dan jika, arahnya kemana dan seberapa cepat (Marchar, Zihl, & Cowey, 1997). Orang yang dengan kebutaan gerak lebih baik pada mencapai perpindahan objek dibangdingkan pada menguraikan pergerakannya (Schenk, Mai, Ditterich, & Zihl, 2000), tetapi dalam segala aspek yang berurusan dengan gerak visual, mereka jauh di belakang orang lain.
Orang yang dengan penglihatan warna keseluruhan bisa membayangkan bagaimana kekurangan warna, tapi itu sulit untuk dibayangkan jika terjadi kebutaan gerak. Jika sesuatu ada yang bergerak, dan kamu melihatnya, bagaimana kamu bisa gagal untuk mengira bahwa itu bergerak? Karena seprtinya pengalaman ini terlihat sangat aneh, ahli saraf selama bertahun-tahun menentang ide dari kebutaan gerak ini. Beberapa pasien dilaporkan yang tampaknya kehilangan penglihatan karena kerusakan otak, tetapi kebanyakan ilmuan mengabaikan atau tidak percaya laporan tersebut. Setelah penemuan dari area MT, pertama dari penelitian monyet, para peneliti melihat mekanisme dimana kebutaan gerak dapat (dan harus) terjadi. Mereka kemudian menjadi lebih setuju dengan laporan dari kebutaan gerak di seseorang dengan memiliki kerusakan otak.
Kebalikan dari kebutaan gerak juga terjadi: beberapa orang buta kecuali kemampuan untuk mendeteksi ke arah mana sesuatu bergerak. Bagaimana seseorang bisa melihat perpindahan tanpa harus melihat objek tersebut berpindah? Area MT mendapatkan beberapa input dari inti geniculate lateral thalamus. Oleh karena itu, walaupun kerusakan di area V1 semakin meluas (cukup untuk menghasilkan kebutaan), area MT masih cukup untuk memperbolehkan deteksi 


link video:










Link Jurnal
https://iovs.arvojournals.org/article.aspx?articleid=2127044

Komentar