Struktur Sistem Saraf Vertebrata
1.Terminologi untuk Menjelaskan Sistem Saraf Untuk Vertebrata
Sistem Saraf Pusat (SSP) dan sistem saraf tepi dapat dilihat
di bawah ini:
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang. sistem saraf tepi adalah saraf di luar otak dan sumsum tulang
belakang.
Sistem
saraf perifer (PNS) menghubungkan
otak dan sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh. Bagian dari PNS adalah sistem
saraf somatik, yang terdiri dari akson yang menyampaikan pesan dari organ
indera ke SSP dan dari SSP ke otot. Bagian lain dari PNS, sistem saraf otonom, mengendalikan jantung, usus, dan organ
lainnya. Sistem saraf nomik yang sama otomatis memiliki beberapa tubuh sel di
dalam otak atau sumsum tulang belakang dan beberapa di kelompok di sepanjang
sisi.
2. Saraf
Tulang Belakang
Saraf tulang belakang adalah bagian CNS di dalam kolom tulang
belakang. Saraf tulang belakang berhubungan dengan semua alat indera dan otot
kecuali kepala. Saraf ini bentuknya beruas-ruas, dan setiap ruas memiliki sisi
saraf sensorik dan saraf motorik. Penemuan pertama tentang fungsi sistem saraf
bahwa memasuki akar dorsal (buntalan akson) membawa informasi sensorik dan dari
akar ventral membawa informasi motorik. Sel-sel neuron sensorik berada di
kumpulan neuron saraf tulang belakang, yang disebut ganglia akar dorsal
(kumpulan neuron. Dalam banyak kasus, kumpulan neuron yang berada di luar CNS
disebut ganglion, dan kumpulan di dalam CNS disebut nukleus.) Sel-sel neuron
motorik berada di dalam sarah tulang belakang.
Bentuk-H di tengah yaitu gray matter tersusun atas sel tubuh dan
dendrit. Banyak neuron dari gray matter mengirim akson ke otak atau bagian lain
di saraf tulang belakang melewati white
matter, terdiri dari myelin (gambar 3.2).
Gambar 3.2
Setiap ruas dari saraf tulang belakang mengirik
informasi sensorik ke otak dan menerima perintak motoric dari otak. Semua
informasi tersebut melewati bidang akson di saraf tulang belakang. Jika sumsum
tulang belakang dipotong pada segmen tertentu, otak akan kehilangan sensasi
dari segmen tersebut dan yang ada dibawahnya. Otak juga akan kehilangan semua
pengendalian motorik pada segmen tersebut sampai yang paling bawah.
3. Sistem
Saraf Otonom
Sistem saraf otonom terdiri dari neuron yang menerima
informasi dan mengirimkan perintah ke jantung, bagian perut, dan organ lainnya.
Ada dua bagian yaitu sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Sistem
saraf simpatik, jaringan saraf umumnya berfungsi untuk memacu dan
mempercepat kerja organ-organ tubuh. Tersusun atas rantai ganglia di kiri dan
kanan pusat saraf tulang belakang (daerah dada dan pinggang). Akson simpatik
menyiapkan organ untuk “fight or flight” contohnya mempercepat pernapasan dan
denyut jantung serta memperlambat proses pencernaan. Kelenjar keringat,
kelenjar adrenal, otot yang membatasi pembuluh darah, otot pada kulit rambut
itu simpatik.
Sistem saraf parasimpatik kebalikan dari simpatik. Contohnya, sistem saraf
simpatik mempercepat denyut jantung, sedangkan sistem saraf parasimpatik
memperlambat denyut jantung, dan parasimpatik justru mempercepat proses
pencernaan. Parasimpatik juga meningkatkan gairah seksual, contohnya ereksi
pada pria.
Sistem saraf parasimpatik dikenal juga sebagai sistem saraf
kraniosakral karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah
sakral. Parasimpatik berpangkal pada sumsum lanjutan. Panjang preganglionik
membentang dari sumsum tulang belakang ke dekat organ dalam. Postganglionik
membentang ke organ itu sendiri.
4. Otak
Belakang
Otak memiliki tiga bagian yaitu, otak belakang, otak tengah,
dan otak depan. Otak belakang berada di belakang otak yang terdiri dari medula,
pons, cerebellum (otak kecil). Batang otak (brainstem) sebutan untuk tiga kesatuan
struktur yaitu medula, pons, dan otak tengah.
Medula atau medula oblongata berada di atas sumsum tulang
belakang. Medula mengatur fungsi pernapasan, pencernaan, detak jantung, tekanan
darah, bersin, batuk, dan menelan, dengan saraf kranial yaitu mengatur sensasi
dari kepala, pergerakan otot di kepala, dan parasimpatik organ.
Pons diartikan sebagai jembatan dalam bahasa latin. Pons
menghubungkan korteks serebral dengan medulla oblongata, dan juga sebagai
pusat komunikasi antar otak kiri dan otak kanan. Salah satu tugas pons membantu
menyalurkan pesan saraf dari berbagai bagian otak dan sumsum tulang belakang.
Cerebellum (otak kecil) memiliki fungsi mengontrol gerakan
dan keseimbangan tubuh manusia. Orang yang memiliki kerusakan otak kecil akan
sangat fatal, mereka akan memiliki masalah besar untuk mengatur emosi, bahasa,
perhatian antara auditori dan stimulasi visual (Courchesne et al., 1994).
5. Otak tengah
Bagian atas dari otak tengah disebut tectum, sisi yang
lebih besar dari tectum disebut colliculus superior dan colliculus
inferior. Keduanya sangat penting pada proses sensorik, colliculus inferior
untuk mendengar, dan colliculus superior untuk melihat.
Dibawah tectum ada tegmentum, berada di tengah dari
otak tengah. Dalam bahasa latin tegmentum disebut juga pelindung atau penutup
(tectum menutupi tegmentum, sedangkan tegmentum menutupi hampir semua struktur
otak tengah). Struktur lain dari otak tengah yaitu subtansi nigra,
dimana memiliki peran penting untuk menyediakan pergerakan khususnya gerakan
mata.
6. Otak Depan
Otak depan merupaan bagian otak yang paling menonjol
dari otak mamalia dan letaknya dibagian depan. Otak depan terdiri dari 2
belahan otak, yaitu otak bagian kiri dan otak bagian kanan.
Secara garis besar, fungsi dari otak bagian depan ini
adalah untuk berfikir dan mengendalikan gerak otot. Otak bagian kanan akan
mmengendalikan atau mengontrol otot-otot tubuh bagian kiri, dan begitupun
sebaliknya.
Bagian terluar otak atau yang
membungkus otak dinamakan korteks serebral (cerebral cortex). Lapisan
ini memiliki ketebalan 1,5 mm samapai 5 mm. Terdapat struktur lain dibawah
korteks serebral. Beberapa diantaranya adalah thalamus, hypothlamus dan basal
ganglia.
Bagian otak yang berhubungan
dengan 3 sistem utama (emosi, kenangan, dan gairah) dinamakan sistem limbik.
Sistem ini ada dibagian atas batang otak, didalam otak besar. Sistem ini
penting untuk motivasi dan emosi, misalnya seperti makan, minum, aktivitas
seksual dan kecemasan.
Thalamus
Thalamus terletak ditengah otak. Tepatnya diantara
korteks serebral dan otak tengah. Thalamus seperti dua buah alpukat kecil
yang bergabung berdampingan dan simetris antara kanan dan kiri. Fungsi thalamus
adalah menyampaikan informasi yang berhubungan dengan kesadaran, siklus tidur,
dan kewaspadaan. Selain itu, thalamus juga berfungsi sebagai penerus informasi
tentang reseptor indra, kecuali penciuman.
Hypothalamus
Hypothalamus merupakan bagian kecil namun penting bagi
otak. Ia terletak di bawah thalamus dan diatas batang otak. Pada manusia,
hypoyhalamus kira-kira sebesar kacang almond. Hypothalamus mengontrol proses metabolisme tertentu dan
juga kegiatan lain dari saraf otonom. Selain itu hypothalamus juga mengontrol
suhu tubuh, makanan dan asupan air (lapar dan haus).
Kelenjar
Hipofisis ( Pituitary Gland)
Kelenjar hipofisis atau pituitari merupakan kelnjar
endokrin yaitu penghasil hormon. Kelenjar hipofisis terletak dipangkal hypothalamus
Basal
Galia
Basal
galia adalah struktur di bawah Serebrum dan lateral terhadap Thalamus yang
berfungsi membantu mengontrol pergerakan tubuh. Terdapat tiga struktur pada
basal galia yaitu :
1.
Nukleus kaudat
2.
Putamen
3.
Globus palidus
Penurunan
fungsi basal galia dapat merusak pergerakan , seperti yang dapat ditemukan pada
pasien Parkison dan Huntington.
Basal
Otak Depan
Forebrain
adalah otak yang terletak di bagian depan. Otak pada bagian ini bertanggung
jawab dalam berbagai fungsi, seperti menerima dan memproses informasi,
berpikir, merasakan, mengerti dan mengeluarkan bahasa, serta mengendalikan
fungsi motorik (otot). Ada dua bagian besar otak yang termasuk dalam golongan
otak depan, yaitu diensefalon (diencephalon) dan telensefalon (telencephalon).
Hippocampus
Hippocampus
adalah bagian otak yang berbentuk seperti kuda laut dan memiliki 3 lapisan yang
terbuat dari sel-sel piramidal. Hippocampus adalah struktur besar antara
thalamus dan korteks serebral. fungsi utama dari hippocampus itu sendiri adalah
pembelajaran dan penyimpanan serta pengolahan memori jangka panjang.
7.
Ventricles
Sistem
saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) berkembang sebagai tabung hampa
yang ruang internal akhirnya membentuk sistem rongga berisi cairan yang disebut
ventrikel. Dua yang pertama ventrikel adalah sepasang C-berbentuk ventrikel
lateral, satu di setiap belahan otak. Masing-masing berkomunikasi ini melalui
pori kecil dengan ventrikel ketiga slitlike antara dua belahan, dikelilingi
oleh diencephalon.
Ventrikel
ini diisi dengan cairan, cairan cerebrospinal (CSF), yang juga menggenangi
bagian luar otak dan bantal organ dalam rongga tengkorak. Sekitar otak dan
sumsum tulang belakang, antara jaringan saraf dan tulang, ditemukan tiga
membran yang disebut meninges: dura mater(selaput otak keras) hanya di bawah
tulang; sebuah arachnoid tengah; dan pia mater halus pada permukaan jaringan.
Korteks Serebral
1.Mengatur
Korteks di Serebral (Otak Besar)
Struktur
yang sangat kecil sekali dari variasi korteks di serebral dari satu area
kortikal ke area yang lain, seperti halnya kepadatan dari neuron per volumenya
(Collins, 2011). Kebanyakan peneliti sudah langsung paham terhadap hubungan
antara struktur dan fungsinya.
Di manusia dan
kebanyakan mammalia-mammalia, korteks serebralterdiri dari enam lamina yang
berbeda, lapisan-lapisan dari badan sel itu sejajar dengan permukaan korteks
dan terpisah dari satu sama lain oleh lapisan serat. Lamina ketebalannya
berubah-ubah dan menonjol dari bagian satu ke bagian korteks yang lain.
Untuk kenyamanan, para peneliti
membagi area ini menjadi empat lobus yang dinamai tulang tengkorak yang
terletak diatasnya: oksipital, parietal, temporal, dan frontal.
2. Lobus Okspital
Lobus okspital di (ekor) posterior
akhir dari korteks, adalah target utama dari informasi visual. Kutub poterior
dari lubus oksipital diketahui sebagai korteks “visual primer”, atau “korteks
lurik”, karena tampilannya bergaris dibagian melintang.
3. Lobus Parietal
Lobus parietal terletak diantara lobus oksipital dan sulkus
sentral alur yang dalam dipermukaan korteks. Areanya hanya posterior ke sentral
sulkus, postcenral gyrus, atau korteks somatosensori primer, menerima
sensasi sentuhan dari rangsangan. Ahli bedah otak terkadang hanya menggunakan
anestesi lokal (membius kulit kepala tetapi membiarkan otak tetap terjaga).
Jika selama proses ini mereka secara mudah menstimulat postcentral gyrus,
orang-orang melaporkan sensasi kesemutan disisi tubuh yang berlawanan.
Based on penfield and Rasmussen, 1950
4. Lobus Temporal
Lobus
temporal adalah bagian lateral dari setiap belahan otak, dekat dengan pelipis.
Dia adalah target kortikal primer untuk informasi pendengaran. Lobus temporal
pada manusia˗˗˗dikebanyakan kasus, lobus temporal kiri˗˗˗adalah penting untuk
paham berbicara bahasa. Lobus temporal juga berkontribusi untuk memenuhi aspek
penglihatan, yaitu termasuk untuk persepsi pergerakan dan mengenali
wajah-wajah. Lobus temporal juga penting untuk emosi dan perilaku motivasi.
5. Lobus Frontal
Mengandung korteks motorik primer
dan korteks prefrontal, memanjang dari sulkus sentral ke batas anterior otak.
bagian posterior lobus frontal tepat di depan sulkus sentral, girus
prekusenter, dikhususkan untuk mengendalikan gerakan halus, seperti
menggerakkan satu jari pada satu waktu. area terpisah lain nya bertanggung
jawab atas bagian tubuh yang berbeda, sebagian besar pada sisi kontralateral
(berlawanan) tetapi juga dengan sedikit kontrol pada sisi ipsilateral (sama).
Bagian
paling depan dari lobus frontal adalah korteks prefrontal. secara umum, semakin
besar korteks serebral spesies, semakin besar persentase yang ditempati korteks
prefrontal. misalnya ia membentuk bagian lebih besar dari korteks pada manusia
dan kera besar daripada spesies lain. dendrit di korteks prefrontal memiliki
hingga 16 kali lebih banyak duri dendritik daripada neuron di area kortikal lainnya. sebagai hasilnya, prefrontal cortex
mengintegrasikan sejumlah besar informasi.
Dalam lobotomy prefrontal terdapat
sebuah prosedur yang dikenal sebagai lobotomy bedah prefrontal dari korteks
prefrontal ke bagian otak lainnya. Prosedur tersebut bertujuan untuk memotong
hubungannya dengan sisa korteks. Hal tersebut dimulai dengan laporan yang
merusak korteks prefrontal primata labolatory sehingga membuat mereka lebih
jinak tanpa terasa mengganggu sensasi atau koordinasi mereka. Beberapa dokter
mengatakan bahwa hal tersebut bertujuan untuk membantu orang yang menderita
gangguan kejiwaan yang parah dan tidak dapat diobati.
Fungsi Korteks Prefrontal
Korteks prefrontal berkontribusi
pada banyak fungsi, salah satunya adalah perhatian yang meningkatkan respons
area otak lain terhadap informasi yang paling relevan dan mengurangi respons
terhadap gangguan. yang lainnya adalah memori yang berfungsi, kemampuan untuk
mengingat peristiwa baru-baru ini, seperti di mana Anda memarkir mobil Anda
atau apa yang Anda bicarakan sebelum gangguan. orang dengan kerusakan pada
korteks prafrontal mengalami kesulitan pada respons tak tertunda, di mana
mereka melihat atau mendengar sesuatu, dan kemudian harus menanggapinya setelah
penundaan.
Korteks prefrontal juga penting
untuk membuat keputusan dan merencanakan gerakan. ketika Anda memutuskan apakah
akan melakukan domething, Anda mempertimbangkan kesulitan tindakan,
probabilitas keberhasilan dan kegagalan, dan seberapa berharganya hadiah yang
mungkin bagi Anda saat ini.
5. Bagaimana Bagian ini Bekerja Bersama?
Bagaimana berbagai area otak
bergabung untuk menghasilkan perilaku dan pengalaman yang terintegrasi? Ketika
Anda memegang radio, bagaimana otak Anda mengetahui objek yang Anda lihat juga
apa yang Anda rasakan dan apa yang Anda dengar?
Hal ini dikenal sebagai masalah
yang mengikat. Masalah yang mengikat tersebut merujuk pada fenomena yang tidak
dapat dijelaskan di mana sinyal sensorik dari berbagai neuron di otak
terintegrasi, menghasilkan persepsi pesan tunggal. Berikut adalah contoh
masalah yang mengikat.
Posisikan diri Anda sejajar dengan
cermin besar, sehingga Anda dapat melihat tangan kanan Anda dan pantulannya di
cermin. jauhkan tangan kiri Anda dari pandangan. sekarang berulang kali
mengepalkan dan melepaskan kedua tangan bersamaan. Goyangkan jari-jari Anda,
sentuh ibu jari Anda untuk setiap jari, dan sebagainya, dalam setiap kasus
melakukan hal yang sama dengan kedua tangan pada saat yang bersamaan. anda akan
terus merasakan tangan kiri Anda melakukan hal yang sama seperti yang Anda
lihat di cermin lakukan, yang menjadi gambar cermin dari tangan kanan Anda
terlihat seperti tangan kiri Anda. setelah 2 atau 3 menit, Anda mungkin mulai merasa
bahwa tangan di cermin adalah tangan kiri Anda sendiri.
Metode Penelitian
1. Efek Kerusakan Otak
Kerusakan
otak dapat menghasilkan ketidakmampuan mengenali wajah, ketidakmampuan untuk
melihat gerakan, pergeseran perhatian ke sisi kanan tubuh dan dunia, perubahan
motivasi dan emosi, gangguan ingatan, dan sejumlah efek khusus lainnya.
Hanya
sedikit orang yang mengalami kerusakan terbatas hanya pada satu area otak, dan
tidak ada dua orang yang kerusakannya persis sama. Oleh karena itu para
peneliti sering beralih untuk menghasilkan kerusakan yang terlokalisir dengan
hati-hati pada hewan laboratorium. Ablasi adalah pengangkatan area otak,
umumnya dengan pisau bedah. karena operasi pengangkatan sulit untuk struktur
kecil di bawah permukaan otak, peneliti kadang-kadang membuat lesi, yang
berarti kerusakan, dengan menggunakan instrumen stereotaxic, alat untuk
penempatan elektroda yang tepat di otak. Peneliti membius hewan, mengebor
sebuah lubang kecil di tengkorak, memasukkan elektroda (diisolasi kecuali di
ujung), menurunkannya ke target dan melewati arus listrik yang cukup untuk
merusak daerah itu. Sebagai contoh, para peneliti telah membuat lesi di
beberapa bagian hipotalamus untuk mengeksplorasi kontribusi mereka pada makan
dan minum. Setelah kematian binatang itu, seseorang mengambil irisan otaknya,
menerapkan noda, dan memverifikasi lokasi sebenarnya dari kerusakan.
Misalkan
seorang peneliti membuat lesi dan melaporkan beberapa defisit perilaku. Anda
mungkin bertanya, "-Bagaimana kita tahu defisit itu bukan disebabkan oleh
membius hewan itu, membuat lubang di tengkoraknya, dan menurunkan elektroda ke
target ini?" Untuk menguji kemungkinan ini, seorang eksperimen
menghasilkan lesi palsu dalam kontrol Eksperimen menghasilkan lesi palsu pada
kelompok kontrol, melakukan semua prosedur yang sama kecuali untuk melewatkan
arus listrik. Setiap perbedaan perilaku antara kedua kelompok harus dihasilkan
dari lesi dan bukan prosedur lainnya.
Lesi
listrik adalah teknik kasar yang merusak akson yang melewati daerah itu dan
juga neuron di daerah itu sendiri. Sebaliknya, mereka mungkin menyuntikkan
bahan kimia yang membunuh neuron, atau menonaktifkannya sementara, tanpa
merusak akson yang lewat (Rudebeck, Saunders, Prescott, Chau, & Murray
2013). Pilihan lain adalah pendekatan gen-knockout yang mengarahkan mutasi ke
gen yang penting untuk satu jenis sel, pemancar, atau reseptor (Joyner &
Guillemot, 1994).
Stimulasi
magnetik transkranial (TMS), penerapan stimulasi magnetik ke sebagian kulit
kepala, menonaktifkan neuron di daerah sempit di bawah magnet, menghasilkan
"lesi virtual" yang bertahan stimulasi magnetik itu sendiri (Dayan,
Sensor, Buch, Sandrini, & Cohen, 2013). Prosedur ini memungkinkan para
peneliti untuk mempelajari perilaku dengan beberapa area otak aktif, kemudian
tidak aktif, dan kemudian aktif kembali. Sebagai contoh, satu penelitian
menemukan bahwa setelah TMS membungkam area tangan korteks motorik, orang
mengalami masalah dengan tugas memutar tangan secara mental dalam sebuah gambar
untuk membayangkan bagaimana itu akan terlihat dari sudut yang berbeda (Ganis
Keenan, Kosslyn, & Pascual -Leone, 2000). Yaitu, ketika Anda membayangkan
melihat tangan Anda dari sudut yang berbeda, Anda membayangkan menggerakkannya,
bukan hanya melihatnya bergerak. Setelah segala jenis kerusakan otak atau
inaktivasi, masalah bagi psikolog adalah untuk menentukan defisit perilaku yang
tepat.
2. Efek Stimulasi
Otak
Jika
kerusakan otak merusak beberapa perilaku, stimulasi harus meningkatkannya. Cara
kuno adalah memasukkan elektroda ke dalam otak hewan dan memberikan arus
singkat dan ringan untuk merangsang satu area atau lainnya. metode itu memiliki
beberapa nilai, tetapi batasannya adalah bahwa area tertentu mungkin memiliki
banyak jenis neuron dengan berbagai fungsi. arus listrik merangsang mereka
semua, serta melewati akson.
Pada
awal 2000-an, Karl Deisseroth memelopori metode yang disebut optogenetika,
menggunakan cahaya untuk mengendalikan populasi neuron yang terbatas. Metode
ini memungkinkan peneliti mempelajari fungsi sel yang diberikan secara lebih
rinci daripada sebelumnya. Beberapa dokter telah mulai menerapkan optogenetika
pada pasien manusia untuk mencoba mengendalikan narkolepsi (gangguan tidur) dan
kondisi lainnya.
3. Merekam Aktivitas
Otak.
Studi
tentang otak manusia hampir selalu menggunakan metode non-invasif - yaitu,
rekaman dari luar tengkorak. Elektroensefalograf (EEG) merekam aktivitas
listrik otak melalui elektroda — mulai dari beberapa hingga lebih dari seratus
yang melekat pada kulit kepala. Elektroda yang menempel pada kulit kepala
mengukur aktivitas rata-rata setiap saat untuk populasi sel di bawah elektroda.
Outputnya kemudian diperkuat dan direkam. Perangkat ini dapat merekam aktivitas
atau aktivitas otak spontan sebagai respons terhadap rangsangan, dalam hal ini
kita menyebut hasil yang membangkitkan potensi atau membangkitkan respons.
Respons yang timbul berguna untuk banyak tujuan.
Magnetoencephalograph
(MEG) serupa, tetapi bukannya mengukur aktivitas listrik, ia mengukur medan
magnet yang redup yang dihasilkan oleh aktivitas otak. (Hari, 1994). MEG
memiliki resolusi temporal yang sangat baik, menunjukkan perubahan dari satu
milidetik ke yang berikutnya. Peneliti menggunakan MEG dapat mengidentifikasi
waktu di mana berbagai daerah otak merespon dan dengan demikian melacak
gelombang aktivitas otak dari titik asalnya ke daerah lain yang memprosesnya
(Salmelin, Hari, Lounasmaa, & Sams 1994).
Positron-emission
tomography (PET) memberikan gambar resolusi tinggi dari aktivitas dalam otak
yang hidup dengan merekam emisi radioaktivitas dari bahan kimia yang
disuntikkan. Pertama, orang tersebut menerima suntikan glukosa atau bahan kimia
lain yang mengandung atom radioaktif. Penggunaan glukosa meningkat di area otak
yang paling aktif, jadi melacak kadar glukosa memberi tahu kita sesuatu tentang
aktivitas otak. Ketika atom radioaktif meluruh, ia melepaskan positron yang
segera bertabrakan dengan elektron terdekat, memancarkan dua sinar gamma ke
arah yang berlawanan. Kepala orang tersebut dikelilingi oleh satu set detektor
sinar gamma. Ketika dua detektor merekam sinar gamma secara bersamaan, mereka
mengidentifikasi titik di tengah-tengah antara detektor tersebut sebagai titik
asal sinar gamma. Komputer menggunakan informasi ini untuk menentukan berapa
banyak sinar gamma yang berasal dari setiap titik di otak dan oleh karena itu
berapa banyak bahan kimia radioaktif yang berada di setiap area (Phelps &
Mazziotta, 1985). Area dengan radioaktivitas terbanyak mungkin adalah yang
memiliki neuron paling aktif.
Pemindaian
PET menggunakan bahan kimia radioaktif dengan waktu paruh pendek, dibuat dalam
perangkat yang disebut cyclotron. Karena cyclotron mahal, PET hanya tersedia di
rumah sakit penelitian. Lebih jauh, PET mengharuskan otak untuk terkena
radioaktivitas. Untuk sebagian besar tujuan, para peneliti telah mengganti
pemindaian PET dengan fungsional magnetic resonance imaging (fMRI), yang lebih
murah dan lebih tidak berisiko. Pemindaian MRI standar merekam energi yang dilepaskan
oleh molekul air setelah penghilangan medan magnet. FMRI adalah versi MRI yang
dimodifikasi berdasarkan hemoglobin (protein darah yang mengikat oksigen)
alih-alih air (Detre & Floyd, 2001). Peneliti mengatur pemindai fMRI untuk
mendeteksi jumlah hemoglobin dengan oksigen (Viswanathan the & Freeman,
2007). Ketika area otak menjadi lebih aktif, dua perubahan yang relevan
terjadi: Pertama, pembuluh darah melebar untuk memungkinkan lebih banyak aliran
darah ke area tersebut. Kedua, karena area otak menggunakan oksigen, persentase
hemoglobin dengan oksigen menurun. Pemindaian fMRI merespons kedua proses ini
(Sirotin, Hillman, Bordier, & Das, 2009).
Metode
fMRI menghasilkan gambar-gambar yang spektakuler, tetapi pentingnya informasi
yang diberikan dalam banyak kasus masih bisa diperdebatkan (Rugg &
Thompson-Schill, 2013). Meskipun demikian, fMRI terkadang memberikan informasi
psikologis yang berharga, contoh:
1. Banyak
orang yang merasakan nyeri melaporkan penurunan rasa sakit setelah mereka
menerima plasebo (obat tanpa aktivitas farmakologis). Studi dengan fMRI
menunjukkan bahwa area otak yang bertanggung jawab atas rasa sakit benar-benar
mengurangi respons mereka (Taruhan & Atlas, 2013).
2. Psikolog
menemukan manfaat untuk membedakan beberapa jenis memori, seperti implisit
versus eksplisit dan deklaratif versus prosedural. Satu pandangan adalah bahwa
setiap tugas yang diberikan masuk ke dalam satu kategori atau yang lain.
Pandangan alternatif adalah bahwa kami memproses memori dengan beberapa
komponen, sebagian besar berkaitan dengan satu jenis memori dan lainnya yang
berkaitan dengan jenis memori yang berbeda. Data fMRI sesuai dengan pandangan
itu: Sebagian besar tugas memori mengaktifkan beragam area otak ke berbagai
tingkat (Cabeza & Moscovitch, 2013).
3. Ketika
Anda hanya duduk di sana dengan tidak ada yang diharapkan dari Anda, apakah
otak Anda benar-benar tidak melakukan apa-apa? Tentu saja tidak. Anda melakukan
"mind wandering," yang mengaktifkan area yang tersebar yang disebut
"sistem default" otak (Corballis, 2012 MF Mason et al., 2007).
Menafsirkan
hasil fMRI adalah tugas yang kompleks. Cara terbaik untuk menguji pemahaman
kita adalah ini: Jika kita berpikir kita tahu apa arti pola fMRI yang
diberikan, kita harus dapat menggunakan pola itu untuk mengidentifikasi apa
yang dilakukan atau dipikirkan seseorang. Dalam sebuah penelitian, para
peneliti menggunakan fMRI untuk merekam aktivitas otak dari orang-orang ketika
mereka tertidur. Para peneliti berulang kali membangunkan orang-orang ini,
meminta mereka untuk melaporkan citra visual mereka, dan membandingkan laporan
itu dengan data fMRI. Setelah pengulangan yang cukup, mereka dapat menggunakan
data fMRi untuk memprediksi kira-kira citra apa yang akan dilaporkan orang
(Horikawa, Tamaki, Miyawaki, & Kamitani, 2013).
4. Ukuran Otak dan Intelegensi
Kita
mungkin mengira otak yang besar lebih baik, namun tidak sesederhana itu. Pada
tahun 1800 dan 1900 awal beberapa anggota dari golongan tertentu bersedia
menyumbangkan otak mereka setelah meninggal secara sukarela untuk penelitian
otak orang-orang yang terkenal. Tidak ada yang bisa disimpulkan dari penelitian
tersebut. Otak orang-orang terkenal tersebut memiliki ukuran yang sangat
bervariasi sama hal nya pada orang yang
kurang tekenal. Jika anatomi otak memiliki hubungan dengan kecerdasan, itu
tidak terlihat (Barrel, 2004) Memperoleh sebuah kepopuleran membutuhkan
kesempatan dan keberuntungan, tapi tidak beruhubungan secara kuat dengan
kecerdasan.
Perbandingan Antara Spesies
Semua
mamalia mempunyai susunan otak yang sama , tapi sangat berbeda dalam ukurannya.
Lantas apakah variasi ukuran pada binatang berpengaruh pada kecerdasannya? Otak
gajah empat kali lebih besar dari otak
manusia, mungkin banyak orang yang mengira kecerdasan tegatung perbardingan
massa tubuh dan otak, jika hewan memiliki otak yang lebih kecil massa
tubuh adalah hewan yang cerdas seperti
Cihuahua . Namun hal itu tidak benar, Cihuhua memiliki massa otak yang kecil karena memang terlahir karena tubuh yang kecil, bukan
karena terlahir cerdas.
Perbandingan Antar Manusia
Selama
bertahun-tahun , penelitian pada otak manusia dan kecerdasan tidak mencapai
jauh diatas nol persen. Meskipun menujukan hasil korelasi yang rendah antara
kedua variabel tersebut bisa berarti tidak adanya hubungan diantaranya, atau
salah satu variable tidak diukur dengan baikPenelitian yang dilakukan hari ini
menggunakan MRI menunjukan korelasi positif antara ukuran otak dan IQ sebesar
0.3(Mc Daniel,2005).
Mungkin
bagian otak tertentu lebih berpengaruh terhadap kecerdasan . sebagian orang
yang melakukan tes IQ nya dengan baik mungkin memiliki bagian otak yang lebih
besar dari yang lain. Namun bukti ini hanyalah kebetulan.
Perbandingan antara Pria
dan Wanita
Ketika kita
menguji tes kecerdasan dan ukuran otak hanya pada perempuan dan laki – laki
secara terpisah kita akan menemukan korelasi positif. Tapi jika kita
menggabungkan keduanya hasil nya negatif, laki-laki punya otak lebih besar dari
perempuan tapi hasil IQ yang sama. Laki-laki dan perempuan setara, hanya banyak
akson dan sel membuat otak laki-laki lebih besar, sementara Rata-rata perempuan
mempunyai permukaan sulci yang lebih dalam, khususnya di frontal dan
partial.
Link jurnal:
https://doaj.org/article/0bfe50716c2d4a48921f8f50a3ff2090
https://www.nature.com/articles/nn1099_861
http://digilib.unila.ac.id/2320/10/BAB%20II.pdf
https://www.nature.com/articles/nn1099_861
http://digilib.unila.ac.id/2320/10/BAB%20II.pdf
Komentar
Posting Komentar